Minutes of Meeting Tahun Lalu yang Bikin Saya Ketawa Sendiri

Work from Home. Bekerja sama jarak jauh. Tidak bertemu secara langsung. Hanya koordinasi lewat conference call. Terkadang chat atau email.

Tantangan Menulis Hari ke-156

Oleh: Bernardus Ari Kuncoro

Work from Home. Bekerja jarak jauh. Tidak bertemu secara langsung. Hanya koordinasi lewat conference call. Terkadang chat atau email saja.

Khusus untuk conference call, seringkali kamera tidak saya nyalakan. Kecuali yang meminta saya dan atasan. Alasan karena jaringan. Walau lebih tepatnya, ingin menjaga kesehatan mata dan perasaan. Haseeeeek.

Zoom Conference Call – Sumber Foto dari sini

Jika kamera menyala itu, serasa di-mata-matai. Padahal ya… nggak juga, ya?

Well, sebagai seseorang yang ingin timnya tumbuh dan tangguh. Seperti slogan kemerdekaan Indonesia ke-76. Agar target dan tujuan tim bisa diraih, ya, kreativitas serta kedisiplinan tetap dipantau dan diusahakan jadi yang terdepan. Kheki juga, kalau sudah bagi-bagi tugas ke anggota dengan deadline yang mereka sendiri tentukan. Masih saja ada yang beralasan: “Mas, lupa, tolong dimaafkan!”

Untuk mencegah maaf-maafan setiap hari, setiap meeting diusahakan dan dipastikan. Ada persiapan. Ada pelaksanaan yang lebih mindful. Ada saatnya keseriusan ditegakkan. Ada masanya bercanda untuk membangkitkan motivasi, semangat, dan keceriaan.

Terakhir, paska meeting, setiap peserta mesti paham benar poin-poin apa yang dibicarakan. Tugas-tugasnya jelas dan crystal clear siapa yang mengerjakan. Bukannya malah salah-salahan. Atau tunggu-tungguan.

Jika mereka paham, saya tidak perlu menulis MoM. Saya amati dulu beberapa kali setelah meeting. Dari situ sudah kelihatan. Mana yang ingkar janji dan mana yang tidak. Mana yang jadi sumber permasalahan dan mana yang bisa diandalkan.

Jikalau masih ada miskomunikasi, saya memaksakan diri agar MoM dituliskan. Sepuluh jari saya gunakan untuk mengetikkan. Yah, hitung-hitung jadi bahan tulisan blog ini, kan? Dengan segala sensor dan pembelajaran.

Kalau perlu, MoM ditulis saat itu juga ketika meeting. Lalu dikirim beberapa menit setelah meeting bubaran. Tidak ada alasan buatan yang diungkapkan. Yang terkesan artifisial dan akal-akalan. Ada datanya. Lupa sesekali boleh saja. Tetapi kalau berkali-kali, jangan-jangan Anda butuh Ginkobiloba?

Ah. saya Ingat judul lagu ‘Lupa’ yang dinyanyikan oleh Kuburan. Haha.

Kuburan. Sumber dari sini.

Ini dia MoM yang pernah saya tulis dan saya kirim di email tahun lalu. Emosi saya kelihatan tenang atau lagi bergejolak, kawan?


Beberapa masukan untuk project D****** berdasarkan meeting * Oktober 2020.
Yang hadir: @Lala, @Lili, @Lolo (Bukan nama sebenarnya) dan Ari (kalau ini benar, nama saya).

Mencatat. Sumber foto dari sini.
  1. Untuk @Lala pada minggu depan, minta tolong ditambahkan 1 – 2 slide, yang menjelaskan kapan menggunakan tools yang tersedia dan marak digunakan saat ini. Seperti Python, Stata, Excel, dan beberapa tools lainnya digunakan untuk apa. Alasan: banyak kasus-kasus pekerjaan yang dilakukan di *****, penggunaan tools nya kurang tepat.
  2. Pada saat training, lebih ditambahkan sesi hands on. Good points, Lala sudah singgung. Tinggal dilaksanakan.
  3. Dalam menjelaskan, harap digunakan bahasa Indonesia saja, yang mudah dimengerti. Kurangi istilah-istilah dalam bahasa Inggris.
  4. Untuk Mentoring, @Lili fokus saja di topik text classification aja, ya. Tidak perlu yang prediktif seperti yang waktu itu sudah disampaikan. Pada meeting internal berikutnya akan ada diskusi untuk proposed use case nya apa saja. Tanggal * Oktober kita akan meeting dengan klien A dan B.
  5. Untuk video rekaman, kalau bisa ada tombol download. @Lolo: bisa dipertimbangkan. Kalau effort nya tinggi, nggak usah.

Overall, good feedback. Klien puas atas training yang dilakukan dalam 3 hari terakhir.
Mantap, guys!


Dengan membaca dan menulis ulang MoM di atas, saya jadi ketawa-ketawa sendiri. Hihi. Padahal, di mana lucunya juga saya kurang mengerti.

Kalideres, 4 September 2021

Wanna support me?

Follow by Email
LinkedIn
Share