SELEKSI

Tantangan Menulis Hari ke-77

Oleh Bernardus Ari Kuncoro

Kemarin saya membaca beberapa tajuk utama di surat kabar. Salah satunya adalah tentang pengumuman hasil SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) di harian Kompas. Seolah nostalgia 17 tahun lampau, yang saat itu namanya SPMB, saya ingin mengkristalkan tiga makna berikut.

Seperti yang Anda tahu, persiapan ujian untuk masuk PTN merupakan kegiatan yang sangat menyita waktu dan energi. Banyak teman seangkatan saya yang memandang ujian itu menentukan garis hidup. Kalau diminta mengulangi, rasanya akan sulit sekali.

  1. Fokus. Kelas 3 SMA (sekarang kelas 12) memang masa-masanya konsentrasi belajar. Tiga kali seminggu sehabis kegiatan belajar mengajar di sekolah, saya dan teman-teman belajar di Bimbel. Saya pilih Ganesha Operation yang berlokasi di seberang stadion Kridosono Yogyakarta. Saat itu saya berjuang keras sampai berkali-kali ikut try out. Kegiatan ekskul yang pada kelas 1 dan 2 saya tekuni, saya eliminasi.
  2. Memiliki plan B. Jika tidak berhasil SPMB saat itu, saya punya rencana lain. Puji Tuhan kala itu saya sudah diterima di UGM di jurusan yang sama. Namun, insting saya pengin mencoba kota yang baru. Kala itu impian saya adalah kota Bandung. Yang notabene dingin. Sejuk. Dan, banyak pemandangan.
  3. Lifelong learning. Diterima kuliah di PTN bukan jaminan kesuksesan. Itu barulah awal. Apalagi, setelah menjalani lini masa kehidupan dengan segala dinamikanya, ilmu yang didapat selama kuliah mesti diolah, didiskusikan dan terus diperbaharui. Punya rasa ‘haus’ dan banyak membaca itu kuncinya.

Buat yang sudah lulus SBMPTN, selamat! Anda telah dibukakan pintu jejaring pertemanan. Terkadang juga ada yang sampai menjadi sahabat sejati. Yang tak lupa terus menyemangati.

Tetap rendah hati. Tetapi juga jangan rendah diri.

Dari produk lulusan SPMB 2004.

Kalideres, 15 Juni 2021

Wanna support me?

Follow by Email
LinkedIn
Share