Menggali Rasa Syukur

Oleh: Bernardus Ari Kuncoro

Betapa bersyukurnya Anda hidup di zaman ini. Mengapa demikian? Saya dan Anda, terutama generasi milenial dan Z mengalami sendiri begitu banyak perubahan.

Hal-hal yang kita hadapi menjadi semakin mudah. Berkat penemuan-penemuan baru dan pemikiran-pemikiran gress, serta penerapan teknologi.

Saat ini, makin mudah orang mentransfer uang. Makin gampang saja mendapatkan informasi lewat internet. Makin murah orang menghubungi siapapun di dunia ini asal ada smartphone.

Jika kita melakukan nostalgia sejak dua puluh lima tahun silam, maka akan terbersit angan betapa ribetnya zaman dulu, ya. Hehe.

Saat saya masih usia SD kelas 4-6, sekitar 1992 – 1998, Bapak saya mesti mengirimkan uang kepada kakak saya yang merantau sekolah di Jogja lewat wesel pos.

Wesel pos card harus sampai terlebih dahulu di kantor pos tujuan.

Lalu, komunikasi dilakukan via surat. Telepon mesti lewat warung telkom.

Jika mau mendengarkan musik lagu terbaru? Mesti beli kaset macam ini.

Kaset] Kak Ria Enes & Suzan – Si Kodok – Museum Musik Indonesia
Kaset Ria Enes dan Susan

Saat saya masih duduk di bangku SMP. Ada perkembangan. Pengiriman uang bisa lebih cepat lewat transfer bank. Saat itu Bank Rakyat Indonesia saja yang jadi andalan. Maklum. Tinggal di desa.

Sebuah kantor pos di Jalan Parangtritis, Kretek, Bantul

Sekitar tahun 2001-2003, kondisi lebih baik lagi. Sudah mulai ada teknologi GSM, meski sinyalnya belum rata. Beberapa kawan saya mulai memiliki HP monochrom. Di antara kami bisa saling bertukar pesan singkat alias SMS. Namun belum semua. Ingat sekali dulu saya baru punya HP Nokia 3310 seken dan dan baru ganti HP 3530 baru.

Handphone hape hp NOkia 3530 SEGEL NOKIA
HP Nokia 3530

Internet sudah mulai ada. Bagi yang tinggal di rumah, biasanya menggunakan Telkomnet Instan. Atau bagi anak kost-an, mereka bisa ke Warnet. Saya dulu biasanya menggunakan jasa ke Bayonet di perempatan seberang Gramedia Jogja.

Seenak-enaknya kemarin. Masih enak hari ini, karena kita masih bisa merasakan nafas baru.

Teruslah bersyukur!

Wanna support me?

Follow by Email
LinkedIn
Share