TIGA TIPS MENULIS RADITYA DIKA YANG PATUT DICOBA

Seiring waktu saya makin disadarkan. Bahwa skill menulis, membaca, berbicara, dan ngoding, intinya yang repetitif-repetitif, akan hilang kalau jarang digunakan.

Tantangan Menulis Hari ke-162

Oleh: Bernardus Ari Kuncoro

Ilustrasi: Menulis

Seiring waktu saya makin disadarkan. Bahwa skill menulis, membaca, berbicara, dan ngoding, intinya yang repetitif-repetitif, akan hilang kalau jarang digunakan.

Khusus untuk keahlian menulis, saya berpegang pada prinsip sebagai berikut. Pokoke menulis, menulis, dan, menulis.

Namun, ternyata hal itu tidak cukup. Harus ada editornya. Harus ada reviewer-nya. Mesti ada yang kasih umpan balik.

Nah, saya merasa senang kalau ada yang mengedit tulisan saya. Banget! Maka dari itu kalau ada kesempatan untuk bekerja sama dengan editor kawakan. Yang memang mau memperindah tulisan saya. Dengan senang hati.

Untuk karya di bawah ini, bukan saya yang menulis. Saya jadi reviewer dan editornya. Saya revisi tulisan ini 3x. Sampai ujungnya jadi begini.

Tulisan di atas formulanya terinspirasi dari tips dari Bang Raditya Dika. Di mana formula sebuah cerita fiksi sebaiknya meliputi tiga kerangka.

  • Pertama, pengenalan karakter.
  • Kedua, Usaha yang dilakukan oleh karakter tersebut.
  • Ketiga, Hasil akhir.

Yuk, cobain!

Kalideres, 10 September 2021

Wanna support me?

Follow by Email
LinkedIn
Share