BERBURU DENGAN WAKTU (4)

Tantangan Menulis Hari ke-176

Oleh: Bernardus Ari Kuncoro

Sabtu, 16 Januari 2021, pukul 19:30, sehabis membagikan uneg-uneg di lingkungan aktivitas Sekolah Minggu kepada dua pembina, aku langsung bergegas kembali ke RSPIK. Rencananya untuk menjemput Papa dan Mama. Kupasang lagi masker dua lapis, sebuah goggle, dan penutup rambut warna hijau. Aku mainkan gas dan rem mobil Agya putih yang usianya lebih dari lima tahun itu untuk berpacu dengan waktu. Sambil menghidupkan radio yang sedang memutarkan lagu. Supaya hati ini tidak kaku dan kelu. 

Sesampai di sana setelah kurang lebih 25 menit perjalanan, langsung aku ke lantai tempat Papa dihemodialisis. Tidak seperti Sabtu yang sudah-sudah, yang hanya tinggal jemput di depan lobi satu. 

Kala itu aku menjadi saksi betapa tegangnya suasana. Saat itu Papa masih mengalami keluhan nyeri dada begitu hebatnya.

Tinggal satu pasien di tempat itu, yaitu Papa. Tidak ada yang lain lagi. Tiga perawat dan satu dokter jaga memberikan usaha yang terbaik untuk menentukan langkah berikutnya. 

Singkatnya, Papa perlu dirawat inap untuk malam ini di rumah sakit, atas arahan dokter jaga. Di sebuah kamar bagian atas yang dipisahkan dari kamar COVID-19.

Aku membantu menyelesaikan administrasi di IGD, karena memang mesti oper ke sana dulu sebelum mendapatkan kamar rawat inap. 

Hari Minggu pukul 2 pagi aku bisa kembali ke rumah. Masih bisa melihat istri dan ananda yang terbangun karena suara ringtone ponsel. 

Hingga hari ini, Sabtu 23 Januari 2021, Papa masih di ICU.

Hanya satu yang kupinta dari Anda. Doakan kami baik-baik saja. Situasi memang sulit, tapi terus akan kami perjuangkan. Karena sejatinya memang demikian. 

Kudoakan kalian juga demikian, kawan pembaca.

Jaga kesehatan, ya! Baik fisik maupun mental. 

Kalideres, 23 Januari 2021

Wanna support me?

Follow by Email
LinkedIn
Share