Sehari setelah lebaran. Suasana pagi Jakarta bagian barat cukup cerah. Tiada tanda-tanda mendung kelabu. Burung-burung pipit pun berkicauan menambah semarak suasana.
Saudara-saudari dan sahabat-sahabat muslim saya kemarin merasakan hari kemenangan yang spesial, setelah dua kali lebaran dilarang mudik. Kini, sebagian besar dari mereka dapat berkumpul dengan keluarga di kampung halaman. Sungguh suatu momen yang melegakan dan membahagiakan.
Pada musim Lebaran ini pemerintah Indonesia memperkirakan sebanyak 85 juta jiwa pulang kampung. Artinya satu dari tiga orang Indonesia akan meninggalkan tempat perantauannya ke daerah asal. Untuk membawa serta mereka, sedikitnya 20 juta kendaraan roda empat dan 17 juta kendaraan roda dua siap menderu di jalanan nusantara. Wow! Sesuatu.
Bisa diperkirakan pemerataan uang yang akan berputar di tempat mudik nantinya. Anggap satu orang akan mengeluarkan rata-rata 3 juta rupiah untuk keperluan mudik. Maka akan ada sekitar 255 trilyun rupiah (85 juta orang x Rp 3 juta) menyebar ke sektor transportasi, pariwisata, consumer, dll di seluruh daerah mudik.
Saya pun mengamati fokus berita televisi dan elektronik tahun ini. Yang disiarkan lebih banyak adalah transportasi via jalan darat, terutama Jalan Tol. Di media mainstream jarang yang memunculkan terminal, stasiun, atau pun bandara.
Seolah-olah hal ini mengubah persepsi saya bahwa makin banyak orang yang memiliki mobil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Apakah masyarakat Indonesia makin sejahtera?
Mari kita telaah data-data berikut satu per satu.
Berapa sih laju pertumbuhan jalan tol di Indonesia?
Sejak tahun 2018-2020, pemerintah lewat perusahaan pemerintah maupun swasta giat membangun Jalan Tol. Tergambar dari data berikut, bahwa panjang jalan tol yang naik lebih dari 2 kali lipat sejak 2016 menjadi 2500 km.

(Sumber data utama: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat)
Data ini menunjukkan pertumbuhan panjang jalan tol yang signifikan. Dengan adanya jalan baru, ekonomi makin bergerak, produsen mobil pun siapkan target fantastis untuk menjual unit mereka. Satu juta mobil dalam tahun 2022 saja.
Kalau Anda baca atau nonton berita, muncullah nama-nama jalan tol baru. Salah satunya tol Kalikangkung. Awalnya saya kira adalah singkatan jalan tol seperti Cipali (Cikopo – Palimanan). Ternyata, nama ini adalah nama gerbang tol yang mengarah ke salah satu Desa yang bernama Desa Kalikangkung di Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah.
Ah, saya kena prank.

Bagaimana dengan data penjualan mobil di Indonesia?
Terlihat dari grafik di bawah bahwa jumlah penjualan mobil di pasar domestik / wholesale (dari pabrik ke dealer) mencapai 98 ribu unit pada bulan Maret 2022. Angka ini naik cukup signifikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya 80 ribu. Untuk diingat bahwa penjualan whole sale dan retail tersebut menyamai pada kondisi normal, sebelum pandemi. (Sumber: Gaikindo).

Sumber : Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), 13 April 2022
Lantas, bagaimana dengan pergerakan GDP (Gross Domestic Product) Indonesia?
Setelah sempat turun tipis dari tahun 2019 hingga 2020, GDP per capita Indonesia naik hampir 14%, dari USD 3,870 pada 2020 ke USD 4,450 pada 2021.


Usut punya usut, Indonesia diuntungkan dengan kondisi kenaikan harga komoditas seperti batubara (coal) dan minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil). Sedemikian sehingga selain dari penerimaan pajak, negara kita menikmati keuntungan yang besar dari penjualan komoditas.


Saya doakan, semoga Indonesia makin sejahtera. Bukan sejahtera dari utang ya.
Sebagai referensi, tahun ini utang pemerintah cukup tinggi dibandingkan dengan sepuluh tahun terakhir, tepatnya di angka 40.1%.

Baiklah, sekarang bagi Anda yang merayakan Lebaran, selamat menikmati. Semoga hari kemenangan ini membawa Anda mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan. Mohon maaf lahir dan batin.
Jangan lupa sisihkan uang THR untuk investasi, jika memungkinkan. Agar kondisi keuangan tidak ‘kebakaran’.
Kalideres, 3 Mei 2022