Tantangan Menulis Hari ke-16 Batch Kedua
Oleh: Bernardus Ari Kuncoro
Sudah dua minggu saya dijanjikan oleh jasa service AC langganan untuk membantu membersihkan tiga unit AC di rumah. Masalahnya, salah satu AC di kamar tidur utama bocor. Namun, penyedia jasa beralasan dan menunda. Sekali dua kali, sih tak apa. Tetapi ini empat kali. Kalau sekali lagi sudah jadi seperti buku saya, Lima Dasar Data Science untuk Pemula, jadi lima kali. Hihi. Sa ae.
Terus terang hal ini membawa saya pada perasaan resah dan gundah. Seperti ada batu sandungan yang terpampang di perjalanan dan saya sulit melewatinya.
Buntut dari problematika pembersihan AC ini adalah bagaimana menenangkan si kecil. Dia mesti melakukan persiapan, jika tukang AC melaksanakan tugasnya. Dia harus ‘mengarantina diri’ dan wajib ditemani ibunya di sebuah ruangan lain. Sementara saya sambil bekerja dan melayani kang AC jika dibutuhkan. Maklum, mesti patuh dan taat dengan prokes.
Si kecil pun sudah mempersiapkan nonton film Frozen, untuk menemaninya selama karantina. Setiap kali saya mengkonfirmasi kang AC akan datang via WA, dia sudah siap sedia di dalam kamar. Ujung-ujungnya tidak jadi.
Well, jika direnungkan, perkara membersihkan AC ini sebenarnya sederhana. Tetapi, jadi membuat perasaan saya super kompleks.
Mengapa jasa service AC yang dulu sangat tanggap, sekarang jadi gagap? Dulu responsif, sekarang jadi permisif?
Ah, sudahlah.
Jika sampai nanti malam tidak ada kabar dan kedatangan, saya berencana untuk mencari jasa yang lain. Mungkin memang kami bukan prioritasnya. Sedih memang jadi yang kesekian.
Kalideres, 15 April 2021