PENGALAMAN PERIKSA KE DOKTER GIGI SAAT PANDEMI

(200)

Oleh: Bernardus Ari Kuncoro

Kesempatan cuti dua minggu, ditambah dengan landainya kurva positivity rate, membuat saya berani untuk membereskan hal-hal urgent di luar. Apa saja? Mengantar keluarga mengurus ini itu di bank dan notaris. Merawat mobil. Dan, satu hal lagi kegiatan yang berisiko saat pandemi, tetapi akan sangat bisa meningkatkan kepercayaan diri, yaitu membersihkan karang gigi.

Supaya gigi bersih dan sehat. Senyum Pepsod*nt!

Terakhir kali saya ke dokter gigi hampir dua tahun lalu, gaeees. Artinya karang gigi sudah tebal. Mudah-mudahan setelah dibersihkan, giliran dompet yang jadi tebal.

Di penghujung hari cuti saya kemarin, tepatnnya Jumat, 29 Oktober 2021 lalu, istri saya sudah buatkan janji dengan seorang dokter gigi di rumah sakit tempat dia bekerja. Sekaligus membawa serta anak saya, Kirana (5 tahun), yang juga punya permasalahan tentang gigi.

Sore sekitar pukul 3.15 kami berangkat dari rumah. Kami menyetir dengan dua mobil yang berbeda. Saya dengan dalam satu mobil. Istri saya sendiri, mengingat setelah itu dia masih harus praktik di rumah sakit tersebut.

Sesampainya di sana, dokter gigi Thea belum datang. Sehingga kami mesti menunggu dulu di parkiran. Sedikitnya 30 menit. Panas sore itu kami habiskan dengan menikmati pemandangan pohon dan indahnya langit biru yang bisa bikin mata bernostalgia akan keindahan dunia luar. Saya juga sempat mengambil beberapa foto langit biru yang dihiasi beberapa awan putih, hasil lukisan alam.

Tidak terlalu nyaman dengan panasnya matahari di luar, kami memutuskan untuk menunggu di dalam ruangan.

Dokter Thea pun tiba beberapa saat kemudian.

Setelah beberes, giliran anak saya dulu diperiksa dan ditindak. Kami membawanya ke sini, karena salah satu gigi sudah mulai hitam. Tepatnya di area geraham atas kirinya.

Setelah diperiksa, dokter berkata bahwa ada tiga lubang.

Sempat ada insiden menangis sekitar tiga – lima menit. Berhenti setelah istri saya sigap mengambil hape. Memainkan video kesukaan, dan diletakkan di area di mana Kiran bisa melihat.

Tindakan tidak sampai satu jam. Aman dan sukses.

Giliran saya.

Dokter: “Sering ngopi atau ngeteh, ya Pak?”

Saya: “Ya, benar, Dok.”

BERSAMBUNG

Kalideres, 30 Oktober 2021

Wanna support me?

Follow by Email
LinkedIn
Share