STOP BERJUANG ‘TERLALU’ KERAS!

Tantangan Menulis Hari ke-19 Batch Kedua

Oleh: Bernardus Ari Kuncoro

Sejak kecil saya melihat prestasi itu sebagai hal yang “harus” dicapai. Kerja keras adalah variabel paling signifikan dibandingkan yang lain. Tetapi, seringkali ada satu hal yang dikorbankan. Apa itu? Kesehatan dan Relationship dengan sesama. Padahal, kalau dipikir-pikir apa sih yang dicari dalam hidup ini?

Di usia pertengahan ini (30-an), saya mulai banyak merenungkan hal-hal yang selama ini sudah saya alami dan lakukan. Kenangan-kenangan saat saya kecil, bersekolah di SD, SMP, SMA, berkuliah S1, awal-awal merintis karir, melanjutkan pendidikan S2, lalu bekerja lagi mulai muncul dalam pikiran.

Terlebih lagi beberapa bulan yang lalu, papa mertua saya baru saja berpulang ke pangkuan-Nya. Sedikit banyak kejadian tersebut membuat saya tersadar kembali. Bahwa hidup ini bukan hanya sekadar prestasi, kebanggaan, atau prestige. Akan tetapi bagaimana cara kita menyeimbangkan antara kebutuhan-kebutuhan dengan berbagai tingkatannya untuk ‘diisi’ dan ‘dikeluarkan’. Laksana sebuah siklus sebuah ponsel pintar. Benda tersebut butuh direcharge, setelah digunakan seharian.

Ada sebuah video menarik yang memantik pikiran saya. Hikmah dari video tersebut kurang lebih adalah sebagai berikut. Berhentilah berjuang terlalu keras, terutama pada hal-hal yang Anda rasa bukan diri Anda. Namun fokuslah pada usaha yang Anda rasa bisa dan kuat. Sedemikian sehingga, perjalanan perjuangan yang dilakukan laksana sebuah perahu yang mengalir sejalan dengan arus, bukan sebaliknya.

Enjoy!

Kalideres, 18 April 2021

Wanna support me?

Follow by Email
LinkedIn
Share