INDONESIA, PALING DERMAWAN SEDUNIA TAHUN 2021

Tantangan Menulis Hari ke-81 Batch Kedua

Oleh: Bernardus Ari Kuncoro

Tidak banyak yang menyangka bahwa di saat kesulitan ekonomi yang melanda dunia akibat Covid-19, lembaga Charities Aid Foundation atau CAF menempatkan negara kita sebagai bangsa paling dermawan sedunia pada 2021. Berita ini dilansir Kompas pada 17 Juni 2021.

World Giving Index (WGI) 2021 ini dipublikasikan oleh CAF pada Senin 14 Juni 2021. Skor Indonesia naik 10 angka dari 59% ke 69% sejak 2018. Hasil detail dapat Anda telisik di sini.

Ilustrasi bersumber dari: https://www.cafonline.org/about-us/publications/2021-publications/caf-world-giving-index-2021

Bagi para data scientist, yang menarik untuk ditelusuri adalah metodologi dan ramuan yang membentuk skor tersebut. Sementara itu bagi khalayak, pastinya kepo dengan fenomena Indonesia. Kok bisa jadi nomor satu? Apa yang menjadi alasan negara-negara maju seperti AS, Inggris, Kanada, Irlandia, dan Belanda yang biasanya masuk 10 besar tidak bertengger di sana lagi?

Well, WGI diukur dengan cara melakukan survei. CAF menyebarkan kuesioner ke masyarakat di sejumlah daerah, termasuk wilayah desa-desa. Berapa jumlah responden-nya? Ada 1000 kuesioner per negara.

Ramuan dari skor itu apa saja? Ada tiga pertanyaan yang jadi ingredients-nya. Pertama adalah apakah Anda telah membantu orang tidak dikenal tahun ini? Kedua, apakah Anda mendonasikan uang untuk keperluan amal? Apakah Anda merelakan waktu Anda dalam suatu organisasi charity?

Lantas, kok skor kedermawanan negara-negara maju turun drastis? Usut punya usut, hal ini akibat dari angka kematian Covid-19 sangat tinggi, sedangkan angka kematian akibat Covid-19 di negara berkembang relatif rendah. Meskipun, banyak yang sangsi, termasuk saya, bahwa angka kematian yang terkumpul di negara kita bisa saja di bawah representasi aslinya.

Dengan angka kematian akibat Covid-19, terutama di negara maju, pemerintah memastikan perlunya pembatasan wilayah. Imbasnya apa? Mereka sulit untuk melakukan kegiatan amal.

Selain itu, dugaan lainnya adalah pemerintah-pemerintah di negara kaya sudah menyalurkan donasi kepada yang membutuhkan. Semacam social program kalau di Kanada. Atau Social Security di Amerika Serikat.

Yang nggak kerja dan kurang mampu sudah mendapatkan sumbangan dari government.

Sementara itu di Indonesia, selain karena solidaritas dan perintah agama, lingkungan digital juga memudahkan orang untuk membantu. Tinggal transfer atau scan QRIS. Beres! Di samping itu, besar kemungkinan kita menyadari belum adanya sistem social program yang konsisten, kuat, dan cukup lama seperti yang dilakukan pemerintah di negara maju, membuat kita mudah merasa iba.

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda sudah beramal tahun ini?

Kalideres, 19 Juni 2021

Wanna support me?

Follow by Email
LinkedIn
Share