MENYEIMBANGKAN WAKTU DAN ENERGI

Tantangan Menulis Hari ke-89

Oleh: Bernardus Ari Kuncoro

Di dunia ini, berpasang-pasangan itu lazim adanya. Kalau manusia, ada pria, ada wanita. Kalau hewan, jantan dan betina. Selain makhluk hidup pun, seolah-olah ada keadaan yang saling berlawanan, tetapi sebenarnya harmonis jika berpasangan.

Seperti siang dan malam. Dingin dan panas. Sedih dan senang.

Khusus mengenai waktu, Anda mengenal dua hal pula. Waktu sibuk dan waktu luang.

Bila dikaitkan dengan kekuatan, bisa jadi Anda pernah lelah, dan sebaliknya, punya energi yang terkumpul alias bersemangat.

Dalam bekerja, terutama bagi Anda yang baru memulai karir, pastinya perlu belajar beradaptasi. Sebagian besar memiliki excitement yang luar biasa. Saking semangatnya kerja, jadi lupa waktu. Tidak seimbang.

Untungnya dulu saya dilatih mengenai work life balance. Keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan. Penting untuk punya mindset bahwa bekerja itu ya harus seimbang. Bekerja itu untuk hidup. Bukan sebaliknya, hidup untuk bekerja.

Well, makin senior usia karir seseorang, seharusnya semakin bijak dalam mengelola waktu dan energi. Mengapa? Karena sudah punya pengalaman. Tinggal ngulang-ngulang. Konsepnya sudah di tangan. Tinggal dikembangkan.

Senior yang lebih dari 10 tahun bekerja dan sudah pada level manager pada umumnya memikirkan strategi. Bukan berkaitan dengan teknis lagi. Atau kalaupun si senior masuk di jalur spesialisasi, maka dia sudah punya level keahlian yang tidak perlu diragukan lagi. Yang biasanya dikerjakan selama 10 jam oleh junior akan jadi dua jam saja oleh sang master.

Yang muda usia dua puluhan biasanya sangat bergairah dan tidak masalah kalau disuruh bekerja dengan durasi 60 jam seminggu.

Meskipun idealnya, 40 jam sudah sangat penat. Berbagai penelitian menyatakan demikian. Yang sudah kepala tiga, mikir-mikir untuk spend more than 40 hours a week.

Ayo ngaku! kesehatan juga tidak seprima dulu, kan?

Bagi laki-laki yang sudah berkeluarga dan memiliki anak, keluarga kecil di rumah sudah menunggu. Istri jika fokus mengasuh anak pasti sendu kalau sang suami bilang pulang terlambat. 

Sibuk dan luang. Lelah dan bersemangat. Dua hal yang selalu kita alami. Akankah kita mampu menyeimbangkan diri?

Biarlah Anda yang belajar dari masa lalu, menikmati masa kini, dan menatap masa depan dengan percaya diri. Satu hal yang pasti, tolong seimbangkan diri, bukan sombongkan diri.

Disunting tipis dari tulisan yang pernah tampil di sini.

Kalideres, 27 Juni 2021

Wanna support me?

Follow by Email
LinkedIn
Share