MENGUNGKAP RAHASIA DISIPLIN ANAK

Rangkuman dari sebuah seminar bertajuk “Benarkah Kecaman Membuat Anak Disiplin?”

Pada 1 Juni 2024 lalu saya mengikuti seminar dengan judul “Benarkah Kecaman Membuat Anak Disiplin?” di Aula Kasih Gereja Santa Maria Imakulata Kalideres. Berikut adalah rangkuman dari poin-poin yang dibahas. Cocok bagi Anda yang sedang bergulat dengan praktik parenting.

Pendahuluan

Seminar ini dibuka oleh MC yang memeragakan bagaimana konflik terjadi dalam sebuah keluarga. Seorang kakak laki-laki yang terus bermain game ditegur oleh mamanya. Dalam teguran tersebut disertai kecaman dari mama dan argumen dari anaknya. Dan seterusnya.

Dilanjutkan dengan pengantar Romo Bono, yang menekankan pentingnya pendampingan anak dalam konteks setiap keluarga. Ia menjelaskan bahwa tujuan utama pendampingan adalah agar anak dapat tumbuh dan berkembang dalam iman. Romo Bono juga menggarisbawahi bahwa gereja dan orang tua perlu peduli terhadap perkembangan anak-anak, karena ini adalah tanggung jawab yang diberikan oleh Tuhan.

Sambutan dan Perkenalan

Dalam sesi perkenalan, terdapat juga para sharer mengenai beberapa pasangan yang telah menikah dan memiliki anak. Mereka adalah pasangan Irwan-Mona dengan tiga anak dan Alfred-Lani dengan dua putra di mana usia pernikahan mereka sudah lebih dari 25 tahun. Masing-masing pasangan memiliki kondisi yang bertolak belakang. Irwan-Mona memiliki anak-anak yang aktif dan cenderung kritis, sedangkan Alfred-Lani cenderung penurut. Disampaikan juga cerita-cerita yang menambah dimensi personal dan menunjukkan bahwa pembicara memiliki pengalaman langsung dalam mendidik anak.

Materi Seminar

  1. Lagu dan Relevansi:
    Seminar dibuka dengan lagu “Good Byes” oleh Celine Dion yang menekankan pentingnya relasi dalam kehidupan, termasuk hubungan antara orang tua dan anak.
  2. Konsep Kecaman:
  • Definisi dan Dampak Kecaman:
    Kecaman didefinisikan sebagai ancaman negatif yang biasanya diberikan ketika anak melakukan kesalahan. Sumber kecaman sering kali salah, karena berasal dari emosi negatif orang tua. Seminar ini menekankan bahwa kecaman yang berlebihan dapat berdampak buruk, karena lebih sering menciptakan ketakutan daripada mendorong anak untuk berbuat lebih baik.
  • Mengapa Kecaman Tidak Efektif:
    Dijelaskan bahwa kecaman dari definisi di atas sangat tidak tepat dalam mendidik anak. Kecaman yang terus menerus dapat merusak hubungan antara orang tua dan anak, membuat anak merasa tidak dihargai dan kurang percaya diri.

Pendekatan Alternatif

  1. Tujuan Mengkritik Anak:
    Seminar ini menekankan pentingnya orang tua memahami alasan di balik kritik yang mereka berikan. Mengkritik harus bertujuan untuk membantu anak tumbuh dan memahami kesalahan mereka, bukan hanya untuk melampiaskan emosi negatif orang tua, melainkan untuk dapat mempererat relasi antara anak dengan orang tua.
  2. Disiplin vs Pemaksaan:
    Ditekankan bahwa disiplin berbeda dengan pemaksaan. Disiplin bertujuan untuk membantu anak mengembangkan kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat dan bertindak dengan tanggung jawab. Disiplin yang efektif harus memperhatikan perspektif anak yang sering kali berbeda dengan perspektif orang tua.
  3. Pesan yang Dikirim dan Diterima
    Seminar menggarisbawahi pentingnya memastikan bahwa pesan yang dikirim oleh orangtua sama dengan pesan yang diterima oleh anak. Maksud baik saja tidak cukup jika tidak dikomunikasikan dengan cara yang bisa dipahami dan diterima oleh anak.

Ayat Alkitab dan Implementasi

  1. Ayat Ibrani 12:5-6, 10-11:
    Romo Bono mengutip ayat ini untuk mengilustrasikan bagaimana Tuhan mendisiplinkan anak-anak-Nya. Ini digunakan sebagai analogi untuk menunjukkan bahwa disiplin yang diberikan dengan cinta dan tujuan yang baik adalah hal yang penting.
  2. Data Statistik:
    Seminar juga mengutip statistik bahwa 85% orang sukses atau kaya adalah mereka yang memulai dari nol, sementara hanya 15% yang sudah kaya sejak lahir. Poin ini digunakan untuk menekankan bahwa orang yang kaya sejak lahir belum tentu sukses di masa depannya. Yang kaya belum tentu sesukses atau melebihi orang tuanya.

Kesimpulan

  1. Anak adalah Anugerah:
    Anak-anak dianggap sebagai anugerah dari Tuhan yang harus diperlakukan dengan cinta dan kasih sayang tanpa pamrih.
  2. Relasi dan Prestasi:
    Relasi antara orang tua dan anak harus didasarkan pada kasih, bukan pada prestasi atau pencapaian semata. Hal ini penting untuk membangun kepercayaan diri dan harga diri anak.
  3. Praktik Disiplin yang Relasional:
    Disiplin yang diterapkan harus bersifat relasional, artinya mendekatkan hubungan antara orang tua dan anak. Disiplin bukan tentang kekuasaan, tetapi tentang membantu anak berkembang dengan baik.

Penutup dan Rekomendasi

Seminar ini ditutup dengan ajakan untuk selalu hadir secara emosional bagi anak-anak dan memastikan bahwa setiap tindakan disiplin yang diterapkan didasarkan pada kasih. Orang tua diingatkan untuk sadar bahwa cinta adalah dasar dari semua tindakan yang mereka lakukan terhadap anak-anak mereka.

Seminar ini mengingatkan kembali bahwa perjalanan membesarkan anak adalah perjalanan yang penuh kasih dan rasa syukur, mengundang para peserta untuk terus belajar dan berbagi pengalaman dalam mendidik anak-anak mereka.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, seminar ini memberikan wawasan mendalam tentang perbedaan antara kecaman dan disiplin, pentingnya mendidik dengan kasih, dan bagaimana orang tua dapat membangun hubungan yang kuat dan sehat dengan anak-anak mereka melalui pendekatan yang tepat. Seminar ini juga menekankan bahwa disiplin yang efektif bukanlah tentang memberikan hukuman, tetapi tentang membimbing anak untuk menjadi individu yang bertanggung jawab dan penuh kasih.

Sekian.

Wanna support me?

Follow by Email
LinkedIn
Share