FILOSOFI RANDOM FOREST

Tantangan Menulis Hari ke-198

Oleh: Bernardus Ari Kuncoro

Dalam tulisan sebelumnya ada ulasan saya tentang pohon keputusan. Diibaratkan sebagai vegetasi individu yang sedang growing. Ada urutan langkah-langkah yang harus dilakukan. 

Lantas jika ratusan pohon ditumbuhkan, bagaimana? 

Begitulah algoritma Random Forest. Beragam pohon keputusan disemai secara acak. Dibiarkan mereka memilih variabel dan observasi sesuai dengan benih-benihnya.

Sejumlah pohon tertentu yang biasanya tidak kurang dari 100 didewasakan. Hasil akhir keputusannya dapat lebih kuat. Bisa memiliki power yang mengutamakan kepentingan banyak pihak.

Namun, kelemahannya juga ada. Butuh biaya berupa proses rumit dan waktu yang lama. Sehingga membutuhkan prosesor yang mumpuni. 

Jika Random Forest dan Decision Tree ini dianggap sebagai sistem pemerintahan sebuah negara, maka negara demokratis-lah yang dianggap sebagai representasi random forest. Sedangkan decision tree ini adalah pengejawantahan dari sistem pemerintahan kerajaan.

Bagus yang mana? Tergantung. Tidak bisa dipukul rata. Ada raja yang cakap dan beres mengatur negaranya. Ada pula sistem pemerintahan demokrasi yang korup dan malah acak kadut memimpin bangsanya.

Bagi seorang manusia yang mau hidup dan berkomunitas dengan berkualitas, membuat keputusan dengan keseimbangan dan kesabaran itu diperlukan. Agar keputusan-keputusan kecil maupun besar bisa diambil tanpa penyesalan.

Santuy. Tapi tetap waspada!

Berikut ini adalah karya turunan dari hasil tulisan ini. Silakan menikmati karya versi lainnya.

Kalideres, 14 Februari 2021

Wanna support me?

Follow by Email
LinkedIn
Share