PENGALAMAN MENDAMPINGI KERABAT VAKSIN BOOSTER (2)

274

Oleh: Bernardus Ari Kuncoro

Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan dua hari lalu.

Kamis pagi. Suasana mendung. Gerimis menghantui perjalanan dari rumah menuju Gedung Pertemuan Citra 3. Tempat di mana vaksin booster dilaksanakan.

Saya sudah menyiapkan berkas berupa fotokopi KK, KTP dan lembar cetakan vaksin 1, 2, dan tiket vaksin ketiga dari mama mertua saya. Dua macam perlengkapan tempur seperti masker ganda dan goggles, sudah saya kenakan.

Sampailah di sana saya pukul 6.30. Sudah ada beberapa orang yang mengantre. Ada tiga ibu-ibu. Satu bapak. Antrean dibagi menjadi tiga. Antrean khusus lansia (tempat di mana saya mengantre untuk Oma). Antrean non lansia non warga Citra 3. Dan, satu lagi antrean warga Citra 3.

Tak lama kemudian muncul lagi beberapa orang hingga sampai kurang lebih 50-an sampai pukul 8. Pukul 8 lebih sedikit, registrasi dibuka. Berkas-berkas Oma yang saya bawa diperiksa oleh petugas. Lantas saya mendapatkan nomor antrean ketujuh.

Sempat ditanyakan oleh petugas, untuk menunjukkan aplikasi Peduli Lindungi. Saya jawab, HP sedang dibawa oleh Oma, jadi saya tidak bisa perlihatkan. Alhasil, beliau memeriksa nomor tiket dan langsung lolos. Katanya sih, untuk menghindari orang yang ‘pintar’ dan curang.

Setelah mendapatkan nomor antrean, saya jemput Oma. Kira-kira pukul 9 sampai lagi di Gedung tersebut. Tidak kurang dari setengah jam, beres. Oma mendapatkan sertifikat vaksin ketiga.

Untuk saya, masih menunggu beberapa hari lagi agar mendapatkan kesempatan vaksin booster. Di atas 24 Januari 2022.

Lega.

Beres.

Kalideres, 13 Januari 2022

Wanna support me?

Follow by Email
LinkedIn
Share