GANTI BAN DALAM SEPEDA

Tantangan Menulis Hari ke-76 Batch Kedua

Oleh: Bernardus Ari Kuncoro

Beberapa hari belakangan saya merasa bosan dengan rutinitas. Ingin keluar rumah, untuk membuat suasana hati lebih bervariasi. Genjrang -enjreng gitar untuk buat lagu sudah cukup pada bulan ini. Saya ingin mencoba hal baru yang masih selaras dengan hati dan sanubari.

Ngomong-ngomong, saya jadi ingat ada sepeda lipat nganggur di gudang. Sudah setahun lebih tidak dipakai, karena ban dalam bagian depan bocor. Belum sempat ke tukang tambal ban. Entah kenapa. Antara tidak sempat atau memang mengulur-ulur waktu.

Karena saya lihat ada banyak manfaatnya. Saya bisa menemani ananda bermain dengan sepeda merah jambu-nya. Saya bisa cuci mata melihat hijaunya rumput taman dan mencium semerbak wangi bunga kamboja. Sekaligus punya inspirasi yang lebih inspiratif dalam berkarya. Akhirnya saya sempatkan.

Saya taruh sepeda lipat di belakang bagasi mobil. Mencari-cari tukang tambal ban di pinggir jalan. Ah ternyata ketemu juga. Tukang tambal ban yang berada di samping pos satpam gerbang sebuah perumahan.

Beliau bilang bahwa pentil bocor. Tidak dapat ditambal lagi. Alhasil, saya pun harus beli ban dalam baru.

Kebetulan toko penjual sepeda ada di seberang jalan persis tukang tambal ban. Saya pun pergi ke sana dan memesan sesuai ukuran.

Habis berapa? 35 ribu untuk ban. 10 ribu untuk jasa pemasangan. Beliau bilang, untuk kualitas yang kurang baik itu tidak murah, memang.

Di saat sepeda makin trendy, meskipun saat ini sedang turun-turunnya karena persediaan berlimpah, beberapa spare part, termasuk ban dibandrol dengan harga yang kurang wajar.

Berikut ini merek ban dalam United. Saya kurang paham merek untuk sepeda. Jadi sudah lah, yang penting sepedaannya. Bukan sepedanya.

Kalideres, 14 Juni 2021

Wanna support me?

Follow by Email
LinkedIn
Share