Tantangan Menulis Hari Ketiga – Batch Kedua
Oleh: Bernardus Ari Kuncoro
Mendung pekat di langit tanda hujan akan tiba. Saat itu menjelang pukul tiga pada hari Senin minggu kedua, bulan kedua.
Di rumah hanya ada aku dan ananda. Istriku sedang menjaga papa yang sedang dirawat di ICU salah satu rumah sakit di Jakarta Utara. Sempat pulang sejenak ke rumah untuk makan siang. Tetapi tiba-tiba diminta kembali lagi oleh perawat, karena papa sedang dalam kondisi ekstra darurat.
Beberapa menit kemudian ponselku berbunyi. Ada panggilan telepon dari istri. Ada isak tangis. Istriku mengatakan bahwa papa sudah tiada.
…
Seakan tidak percaya. Hening beberapa saat.
Keluar tetes air mata dari kami, sehingga langit pun sepertinya turut merasakan kesedihan mendalam. Hujan lebat melanda sampai pukul delapan malam.
…
Tiga hari kemudian, tepatnya Rabu, papa dikremasi. Seperti yang kala itu aku tuangkan di sini, hari itu mengingatkanku bahwa manusia pasti kembali menjadi abu. Yang nantinya akan bersatu dengan bumi. Seolah membawa kontribusi dan support pada setiap makhluk hidup untuk makin subur dan makmur. Memaknainya dengan penuh syukur.
Good Friday 2021 kali ini extraordinary buatku. Ada banyak permenungan. Iman dan harapan. Sekaligus pemahaman yang makin terpatri dalam hati. Jika biji tidak mati, maka dia tetap tinggal biji. Namun jika ia musnah, akan berbunga, berbuah dan berkelimpahan.
Bunga mawar ini kupersembahkan untuk Papa Aris di surga. Doakan kami. Sampaikan pada Tuhan Yesus, ya Pa.
Matur nuwun.
Kalideres, 2 April 2021 (Hari Raya Jumat Agung)